SELAMAT DATANG DI SITUSKU
DIRIMU SEBENARNYA ADALAH APA YANG KAMU LAKUKAN DI SAAT TIADA ORANG LAIN YANG MELIHATMU (ALI bin ABI THALIB)

Rabu, 24 Mei 2023

MENGENAL TEKNIK DASAR TAEKWONDO


Taekwondo merupakan salah satu cabang olahraga beladiri yang saat ini sedang populer di masyarakat. Taekwondo juga merupakan salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan secara resmi di even-even olahraga dalam negeri, baik itu di single-single even seperti Kejurkab, Kejurda, Kejurwil, dan Kejurnas, serta di multi-multi even seperti Popda, Popnas, Porprov, dan PON. Bahkan untuk saat sekarang ini, Taekwondo merupakan salah satu andalan bagi Indonesia dalam kancah multi even olahraga di dunia internasional, seperti SEA GAMES, ASIAN GAMES, dan OLYMPIC GAMES.
Namun hal tersebut harus selalu didukung dengan pola regenerasi atlet yang bagus, baik itu dari segi kualitas SDM Atlet itu sendiri (memiliki bakat, minat, tekad, dan semangat yang tidak terkalahkan), SDM Pelatih (memiliki program latihan yang bagus dan baik, memiliki pengetahuan yang luas, dan tidak anti kritik), Pengurus (mulai dari Pengurus Club sampai dengan organisasi tertinggi yaitu PBTI), Pemerintah, serta Keluarga.
Akan tetapi, hal yang paling mendasar adalah dari sisi Atlet. Selain harus memiliki bakat, minat, tekad, dan semangat, Atlet tersebut juga harus giat berlatih secara kontinu dan berkesinambungan mengikuti program latihan. Sebelum terjun dan menekuni Taekwondo secara khusus untuk menjadi Atlet, para Taekwondoin harus mengenal dan mempelajari teknik-teknik dasar yang ada di Taekwondo dengan baik dan benar. Sehingga teknik yang dimiliki tidak asal-asalan, dan apa adanya. Oleh karena itu, dalam artikel ini penulis akan membagikan sedikit pengetahuan penulis tentang teknik-teknik dasar yang harus diketahui para Taekwondoin.
Adapun teknik-teknik dasar tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pukulan (Jireugi)
2. Tangkisan (Makki)
3. Tendangan (Chagi)
4. Serangan (Chigi / Chireugi)
5. Kuda-kuda (Seogi)

TEKNIK PUKULAN (JIREUGI)
Teknik Pukulan dalam Taekwondo memang jarang dipergunakan, apalagi bagi atlet yang berorientasi prestasi lewat nomor pertarungan/kyorugi. Hal ini dikarenakan, teknik pukulan ini sulit untuk mendapatkan point/angka, karena terkadang impact yang ditimbulkan harus jelas dan tegas. Akan tetapi dengan WTF Competition Rules yang terbaru, mulai banyak atlet kyorugi yang melatih pukulan sebagai salah satu alternatif untuk mendapatkan point pada saat bertanding. Walaupun demikian, tidak banyak atlet kyorugi yang melatih teknik pukulan secara khusus, karena dalam peraturan pertandingan kyorugi, pukulan ke arah muka dan bawah dilarang. Sehingga teknik pukulan ini lebih banyak ditekankan pada atlet yang berorientasi pada nomor poomsae. Adapun teknik dasar dari pukulan antara lain :
- Pukulan ke arah tengah (Momtong Jireugi)
- Pukulan ke arah kepala atau muka (Eolgeol Jireugi)
- Pukulan ke arah bawah (Arae Jireugi)
- Pukulan ke arah samping (Yeop Jireugi)

TEKNIK TANGKISAN (MAKKI)
Teknik Tangkisan ini juga biasanya ditekankan secara khusus kepada atlet yang berorientasi atau akan diturunkan pada nomor poomsae. Hal ini dikarenakan, pada nomor poomsae dibutuhkan ketepataan gerakan, selain kecepatan dan power/tenaga. Untuk teknik tangkisan ini sendiri, bagi para atlet kyorugi dianggap sebagai salah satu teknik pelengkap, hanya dipergunakan sewaktu-waktu saja. Karena biasanya atlet kyorugi ini bertanding dengan metode menghindar dan menyerang, dan banyak pelatih yang lebih menekankan kepada hal tersebut. Hal ini disebabkan karena kekuatan tulang kaki seorang atlet yang terlatih, akan lebih besar dibandingkan kekuatan tulang tangan.
Adapun beberapa teknik dasar tangkisan dalam Taekwondo, antara lain :
- Tangkisan Bawah (Arae Makki)
- Tangkisan Tengah (Momtong Makki)
- Tangkisan ke Atas (Eolgeol Makki)
- Tangkisan ke luar (Bakkat Makki)
- Tangkisan ke dalam (An Makki)

TEKNIK TENDANGAN (CHAGI)
Teknik tendangan merupakan teknik yang lazim dan lebih sering dilatihkan di dalam sesi latihan Taekwondo, baik itu di Dojang (tempat latihan) maupun di tempat pemusatan-pemusatan latihan di daerah-daerah, khususnya bagi para atlet yang akan diturunkan pada nomor pertandingan kyorugi. Teknik tendangan ini lazim dan umum dipergunakan dalam teknik kyurugi dikarenakan untuk point yang didapatkan bagi para atlet kyorugi pada saat bertanding adalah dihasilkan oleh tendangan. Di dalam WTF Competition Rules pun demikian, apalagi untuk saat ini di setiap perlengkapan pertandingan yang digunakan oleh atlet, sudah menggunakan sensor yang di support dengan penilaian secara Digital. Jadi point yang dihasilkan bukan lagi didasarkan pada penilaian wasit sudut. Wasit Sudut hanya bertugas menambahkan point nilai untuk technical point, karena saat ini sudah tidak menggunakan DSS (Digital Scoring System) tapi sudah menggunakan PSS (Protector Scoring System). Adapun Teknik dasar tendangan dalam Taekwondo, antara lain :
-    Ap Chagi 
     Tendangan lurus ke depan dengan perkenaan pada ap chuk
-    Dollyo Chagi 
     > Tendangan serong atau memutar dengan perkenaan ap chuk atau bal deung.
     > Paling sering dipakai oleh para atlet taekwondo pada saat bertanding
-    Naeryo Chagi / Bal Chagi 
     Tendangan mengayun dari atas ke bawah dengan sasaran kepala, tulang belikat, dada
-    Yeop Chagi
     Tendangan lurus ke samping dengan perkenaan sonal deung/pisau kaki di sasaran
-    Dwi Chagi
     > Tendangan belakang dengan perkenaan tumit atau telapak kaki
     > Tendangan ini cukup sulit untuk dilakukan, tapi power yang dihasilkan besar
     > Cukup sering dilakukan oleh para Taekwondoin di dalam sebuah pertandingan.
     > Power dihasilkan dari putaran awal sebelum melakukan tendangan.
-    Dwi Horyeo Chagi / Dwi Hurigi
     > Tendangan berputar dengan mengkait ke belakang ke arah rahang atau kepala.
     > Merupakan kombinasi dwi chagi dengan momtong dollyo chagi
     > Kebalikan dari tendangan serong
     > Teknik ini membutuhkan keseimbangan yang baik.
-    Mireo chagi
     > Merupakan tendangan dorongan yang menggunakan telapak kaki.
     > Biasa digunakan untuk menahan atau mengganjal lawan
-    Tendangan Ap hurigi
     > Sebuah tendangan mencangkul dengan menggunakan awalan kaki yang ditekuk.
     > Tendangan ini mengandalkan tingkat fleksibilitas tungkai serta sendi panggul

SERANGAN (CHIGI / CHIREUGI)
Teknik dasar serangan ini terdiri dari 2 macam, yaitu sabetan dan tusukan. Biasanya teknik ini digunakan pada proses penyerangan area vital lawan, berikut ini adalah jenis – jenisnya :
-    Mureup dollyo chigi
     sabetan dengan menggunakan siku tangan yang mengarah ke samping.
-    Ageum son keut chireugi
     cekikan atau tusukan ke arah leher.
-    Ap son keut chireugi
     tusukan pada leher dengan memakai  4 ujung jari.
-    An son keut chireugi
     tusukan dengan menggunakan satu jari yang mengarah ke mata.
-    Gawison keut chireugi
     tusukan dua jari yang mengarah ke mata.
-    Palkup dollyo chigi
     sabetan memutar dengan  menggunakan siku tangan.
-   Jebi poom mok chigi
    sabetan yang dari luar ke dalam dengan tangkisan pisau tangan ke arah atas diwaktu
    yang sama.
-   Han sonnal mok chigi
    sabetan tunggal dengan menggunakan pisau tangan.
-   Pyeon son keut chireugi
    tusukan yang  mengarah ke ulu hati dengan menggunakan 4 ujung jari di mana
    posisi tangan vertikal.

KUDA - KUDA (SEOGI)
Step atau langkah dalam taekwondo yang mana merupakan suatu gerakan kaki yang dilakukan tanpa harus melakukan aktivitas tendangan ataupun pukulan. Step ini bertujuan untuk mendekati lawan, menjauhi lawan, menghindari lawan, serta  mengecoh lawan. Step adalah gerakan yang kelihatannya sederhana, akan tetapi tanpa step maka seorang atlet akan mudah untuk di tebak gerakannya.

Step atau langkah juga yang dapat  dikatakan sebagai  kuda – kuda, atau sikap kaki pada gerakan tertentu. Sehingga untuk dapat  melakukan step dengan baik dan  juga berguna ketika  fight atau bertanding maka perlu latihan yang kontinue. Dengan latihan yang rutin maka step akan menjadi otomatis, sehingga akan mudah untuk di rangkai dengan tendangan ataupun  pukulan.

Seogi atau sikap kuda – kuda dapat disebut juga sikap awal karena setiap gerakan dalam taekwondo selalu diawalai  dari sikap kuda – kuda. Adapun jenis sikap kuda – kuda yaitu sebagai berikut :
  • Neolpyo seogi ( sikap kuda – kuda terbuka )
  • Moa seogi ( sikap kuda – kuda tertutup )
  • Teuksu poom seogi ( sikap kuda – kuda special atau khusus )disebut khusus karena terpadu dengan poom taekwondo, jadi merupakan perpaduan sikap kaki serta tangan atau berdiri dengan menggunakan satu kaki.
  • Naranhi seogi ( sikap kuda – kuda sejajar ).
  • Ap seogi ( sikap jalan kecil ).
  • Juchum seogi ( sikap kuda – kuda duduk ).
  • Ap kubi ( sikap kuda – kuda panjang )
  • Dwit kubi ( sikap kuda – kuda L ).
  • Beom song ( sikap kuda – kuda harimau ).
  • Dwi koa seogi dan Ap koa seogi ( sikap kuda – kuda silang ).

Kamis, 11 Mei 2023

STRUKTUR ORGANISASI LEMBAGA PEMASYARAKATAN

Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) merupakan salah satu unit pelaksana teknis di bawah jajaran Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, khususnya Direktorat Jenderal Pemasyarakatan. Organisasi dan tata kerja Lembaga Pemasyarakatan diatur di dalam PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-05.0T.01.01 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN NOMOR M.01-PR.07.03 TAHUN 1985 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PEMASYARAKATAN.

Di dalam Pasal 4 peraturan tersebut dijelaskan bahwa ada Lembaga Pemasyarakatan diklasifikasikan menjadi 4, yaitu :

a. Lembaga Pemasyarakatan Kelas I

b. Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA

c. Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB

d. Lembaga Pemasyarakatan Kelas III.

Sabtu, 10 Desember 2022

PENJARA BUKAN AKHIR SEGALANYA

"Penjara Bukan Akhir Segalanya", kalimat ini pertama kali saya dengar saat bertugas di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wonosobo, tepatnya sekitar kurun waktu pertengahan tahun 2017 sampai menjelang akhir tahun tersebut. Pada saat itu, yang menjabat sebagai Kepala Rutan Kelas IIB Wonosobo adalah Bapak Akbar Amnur, salah satu alumni Akademi Ilmu Pemasyarakatan (sekarang POLTEKIP = Politeknik Ilmu Pemasyarakatan) terbaik Angkatan XXXII, dan kalimat "PENJARA BUKAN AKHIR SEGALANYA" inilah saya dengar pertama kali dari beliau.
Bagi saya sendiri selaku petugas Pemasyarakatan, terkadang miris dengan pandangan masyarakat umum yang sampai saat ini masih belum memahami dan mengerti sepenuhnya tentang pemasyarakatan. Kenapa saya sampai berpendapat demikian, hal ini dikarenakan masih banyak masyarakat yang menyebut Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) dan Rumah Tahanan Negara (RUTAN) dengan sebutan "PENJARA". Padahal konsepsi Pemasyarakatan ini telah dicetuskan dan dikenalkan oleh Dr. Sahardjo sejak tahun 1964.
Selain itu, masih banyak juga masyarakat umum yang melakukan labelisasi atau stigmatisasi negatif kepada para eks warga binaan pemasyarakatan atau orang awam lebih familiar dengan istilah narapidana (NAPI). Masyarakat masih saja menganggap bahwa seorang eks narapidana, mantan pelaku tindak kejahatan, adalah seorang yang berperilaku tidak baik dan pasti akan mengulangi tindak pidana yang pernah dilakukannya, atau bahkan tindak pidana lainnya, meskipun di dalam kehidupan bermasyarakat, para mantan narapidana ini telah menunjukkan hasil yang positif setelah mereka keluar dari Lapas atau pun Rutan. Misalnya dengan ikut berperan aktif di dalam kegiatan masjid, dalam kegiatan kemasyarakatan, dan sebagainya. Akan tetapi sampai saat ini masih ada yang berpendapat dan berpikir negatif tentang mereka, misalnya munculnya kalimat seperti "Ah paling-paling mereka aktif di kegiatan masjid, ikut kerja bhakti, cuma buat kamuflase aja, sekedar dalih aja, paling bentar lagi masuk penjara lagi".

Jumat, 25 November 2022

JANJI TAEKWONDO INDONESIA


Kami Taekwondo Indonesia berjanji :

  1. Menjunjung tinggi nama Bangsa dan Negara Republik Indonesia, yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
  2. Mentaati azas-azas Taekwondo Indonesia
  3. Menghormati Pengurus, Pelatih, Senior, dan sesama Taekwondoin dalam mengembangkan Taekwondo Indonesia
  4. Selalu berlaku jujur dan bertanggung jawab dalam menjaga nama baik Taekwondo Indonesia
  5. Menjadi pembela keadilan dan kebenaran
sumber : Anggaran Rumah Tangga Taekwondo Indonesia

 


Selasa, 22 November 2022

KOMITMEN UNTUK PEMASYARAKATAN MAJU

Komitmen untuk menuju Pemasyarakatan Maju disampaikan dan diinstruksikan secara langsung oleh Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Reynhard Silitonga. Dimana Pemasyarakatan harus berpegang teguh pada 3 + 1 (dibaca 3 plus 1; red.), yaitu 3 KUNCI PEMASYARAKATAN MAJU + 1 BACK TO BASIC.

Aspek 3 Kunci Pemasyarakatan Maju, yakni :

  • Melakukan deteksi dini
    • Terdiri dari 3 kegiatan, yaitu Deteksi Dini, Peringatan Dini, dan Cegah Dini.
    • Deteksi Dini adalah menemukan indikasi permasalahan serta mengidentifikasi pelaku dan calon korbannya.
    • Peringatan Dini adalah memberikan informasi hasil deteksi kepada pimpinan secara cepat, tepat, dan akurat.
    • Cegah Dini adalah melaksanakan tindakan untuk menggagalkan terjadinya potensi gangguan atau dampak yang akan ditimbulkan.

Kamis, 17 November 2022

LAMBANG PEMASYARAKATAN

Lambang Pemasyarakatan merupakan lambang Direktorat Jenderal Pemasyarakatan yang menggambarkan tugas pokok dan fungsi. Adapun Lambang Pemasyarakatan ini diatur di dalam Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor : M.09-KP.10.10 tahun 1997 tentang Lambang, Tanda Pangkat, Tanda Jabatan, dan Pakaian Dinas di Lingkungan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dan Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Kehakiman Republik Indonesia.
Berikut Lambang Pemasyarakatan :


Motto :
GRIYA WINAYA JANMA WIMARGA LAKSA DHARMMESTI

Rabu, 16 November 2022

TIIS (Taekwondo Indonesia Integrated System)



Taekwondo Indonesia Integrated System atau bisa disingkat TIIS adalah merupakan sebuah aplikasi berbasis web yang diluncurkan secara resmi oleh Pengurus Besar Taekwondo Indonesia pada tanggal 06 Juli 2022 di Ritz-Carlton, Jakarta.
Aplikasi ini diperuntukkan untuk segala kebutuhan Taekwondo dan berfungsi sebagai database keanggotaan Taekwondo Indonesia. Secara terperinci, TIIS memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai berikut :
  1. Mengetahui sejauh mana populasi serta perkembangan taekwondo di Indonesia
  2. Mengetahui sejauh mana data kuantitatif dan analisis potensi sumber daya, baik atlet, pelatih maupun wasit taekwondo Indonesia
  3. Merupakan sarana untuk mempermudah registrasi dan penilaian dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan, baik untuk kegiatan diklat kepelatihan untuk pelatih maupun wasit dan sebagai sarana untuk mempermudah registrasi dan penilaian Ujian Kenaikan Tingkat (UKT) geup dan UKT DAN.
  4. Sebagai sistem layanan administrasi manajemen dan tata kelola kepengurusan organisasi taekwondo, dari tingkat dojang, Pengkot/ Pengkab, Pengprov sampai dengan Pengurus Besar
  5. Merupakan salah satu sarana untuk mengetahui daftar pemeringkatan atlet, dan sebagai layanan kebutuhan. Baik dalam pelaksanaan kejuaraan-kejuaraan taekwondo yang dilaksanakan baik dari level propinsi, nasional maupun internasional.

Cara Melakukan Registrasi Akun TIIS